Kebaikan adalah modal untuk bekalan dalam menghadapi kehidupan manusia saat ini (di Dunia) sampai kehidupan selanjutnya. Kehidupan selanjutnya masih mempunyai beberapa tahapan sebelum kehidupan yang abadi yaitu syurga Allah, insyaAllah. Mulai dari alam barzah/ alam kubur à Kiamat à Hari kebangkitan à Padang mahsyar à Syafaat à Hisab à Penyerahan catatan amal à mizan à Telaga à Shirat à Syurga/ Neraka.
Kebaikan hanya bisa dilakukan di alam
dunia saja, karena dunia adalah tempat melakukan amal. Untuk bisa beramal,
manusia diberikan oleh Allah berupa sarana dan prasarana super lengkap. Apa saja
sarana prasarana tersebut?. Allah memberikan dunia beserta isinya, manusia
tinggal mengolah dan merawat, bahan baku sudah lengkap diberikan.
Untuk bisa mengolah bahan baku
tersebut Allah memberikan akal fikiran. Dengan modal akal fikiran tersebut
Allah menjadikan manusia sebagai pemimpin, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
lingkungannya. Amanah pemimpin ini adalah Amanah yang istimewa karena tidak
satupun makhluk lain yang dipercaya, sekalipun malaikat.
Untuk bisa memimpin, Allah berikan
bekalan ilmu dalam segala bidang kehidupan, tak terkecuali. Sumber utama ilmu
adalah alquran. Ilmu pengetahuan sudah banyak membuktikan kebenaran dari isi
alquran. Sebut saja sebagai contoh, ilmu tentang bagaimana proses terbentuknya
manusia, sumber utamanya ada dalam alquran. Banyak fungsi dari alqur’an, selain
sebagai sumber ilmu, alquran juga sebagai lentera hidup, sebagai obat dan lain
sebagainya.
Salah satu ilmu yang diajarkan dalam
alquran untuk kita bisa mengatur kehidupan ini agar bisa sukses dalam menjalani
kehidupan dan berbuah kebaikan ada dalam surat al ashr ayat 1-3. Dalam Surat
ini, Allah SWT bersumpah dengan waktu, manusia semua akan berada dalam kerugian
kecuali bagi (1) orang yang beriman, (2) orang yang mengisi waktunya dengan
mengerjakan kebaikan, dan (3) orang yang menasehati dalam kebenaran dan saling
menasehati dalam kesabaran. Coba kita cermati perlahan-lahan agar kita bisa memetik
ilmu darinya.
1. Urgensi waktu dalam kehidupan.
Waktu adalah modal utama dalam
kehidupan. Semua orang diberikan modal yang sama dalam sehari semalam, betul?. Semuanya
mendapat jatah 24 jam utuh, tak dikurangi maupun ditambah. Allah telah
memberikannya dengan adil.
Disisi lain, Waktu diibaratkan dengan
pedang, pedang yang bermata ganda. Siapa yang bisa menggunakannya maka ia akan
sukses, namun jika lalai/ tidak mampu menggunakannya maka ia akan tertebas oleh
waktu tersebut, bukan ia yang mengendalikan waktu namun orang tersebut
dikendalikan oleh waktu, mau?.
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk
bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Menurut ustad Adi Hidayat, salah
satu hikmah kita diberikan kewajiban sholat shubuh adalah kita bangun pagi,
agar bisa bersiap diri untuk menghadapi hari kita sehari tersebut.
Nah, Langkah awalnya adalah Allah
mengundang manusia dengan sholat subuh, tujuannya untuk menghadap Tuhan
penguasa alam, kita sampaikan apa rencana kita untuk mengisi hari kita. Mintalah ridho dan petunjuk atas rencana-rencana
apa saja yang akan kita lakukan. Dengan demikian, maka hari kita akan selalu
dalam lindunagnNya dan pasti tidak akan merugi, insyaAllah.
2. Anjuran mengisi waktu dengan kebaikan.
Hidup tidak boleh dihadapi dengan
pasrah tanpa usaha, mengalir bagai air tanpa perencanaan matang. Meski takdir
sudah tertulis, namun manusia tidak bisa membaca takdirnya. Oleh karena itu,
versi kaca mata manusia, ada porsi ikhtiar dirangkai doa dalam beramal. Garis batas
manusia dalam beramal yaitu ikhlash serta tidak melanggar aturan dalam alquran
dan hadist, titik. Selanjutnya disinilah kita boleh pasrah dan terus berdzikir.
Semua amal yang diikhtiarkan tak
luput dari jalur kebaikan, sekecil apapun kebaikan itu lakukanlah…!. Kenapa demikian?,
karena manusia tidak tahu dari kebaikan mana akan turun rahmat untuknya. Sebut saja
kisah orang masuk syurga hanya gara-gara ia menyingkirkan duri di jalan atau kisah
seorang pelacur yang masuk syurga karena memberi minum anjing. Rasa-rasanya
sepele namun Allah ridho maka turunlah rahmat itu untuknya, masyaAllah. Maka
saya mengajak untuk diri saya sendiri dan anda sekalian, mari isi waktu kita
dengan kebaikan semampu yang bisa dilakukan. Selanjutnya mari optimis Allah
akan menerima kebaikan tersebut, insya Allah.
3. Budaya saling menasehati dalam kebenaran
dan kesabaran.
Manusia adalah makhluk sosial. Hal ini
berarti manusia butuh komunitas untuk hidup, ia tidak bisa hidup sendiri. Lingkungan
sekitar dimana ia berada tentu sangat mempengaruhi seseorang.
Sebut saja kisah seorang pandai besi
dan penjual minyak wangi. Siapa yang berteman dengan penjual minyak wangi pasti
akan tertular bau harumnya, begitu juga siapa yang dekat dengan pandai besi,
tentu bau asap akan menyelimuti badannya atau bahkan bisa jadi cipratan bara
api akan membuat pakaiannya berlubang-lubang.
MasyaAllah, begitu juga sikap saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran perlu dibudayakan di masyarakat, baik
online maupun offline, nasehat itu bukan hanya ceramah seorang mubaligh. Menasehati
bisa dilakukan semua orang dengan beragam bentuknya mulai dari lisan, tulisan sampai
tauladan. Nasehat sekecil apapun itu pasti akan bermanfaat, insyaAllah.
Zaman online atau zaman medsos sudah merambah ke semua kalangan tak terbatas ruang dan waktu. Maka budaya saling menasehati tentu akan bertambah luas, arena kebaikan bertambah luas pula. Mari lakukan kebaikan sekecil apapun, ambil peran semampumu, insyaAllah akan bermanfaat. Mari kita bekerjasama dalam kebaikan. WaAllahu a’lam bisshowab.
Comments
Post a Comment